Kenangan Semalam
Dalam menyusuri jalur kenangan itu
segalanya kurasakan ibarat mainan mimpi
yang datang tiap kali mata terpejam
hanyut dalam seribu kemanisan
atau yang hilang bila alam menyingkap tabir siang
tersentak pilu lantaran segalanya palsu
namun segala kenangan itu tetap hadir
tiap kali ingatanku menjengah
Bila aku mengimbau kenangan semalam
tiap sulaman cerita terbentang indah
bagai dipagar manis segala kata
bagai terhias elok tiap bicara
dan kabus sengketa terhimpit ranap
saat segaris senyuman terukir di bibir
aku rindu pada saat itu
Kau dan aku... kita
bertemu pertama di musim keriangan
bersama wajah ceria dalam kegemilangan
diri yang telah berpaut teguh di menara ilmu
dan doa ayah bonda yang bergema di langit tujuh
tanpa berpaling, kita melangkah terus
Dalam masa-masa yang telah mencipta duka dan gembira
kita telah bersama menerjah arus cabaran
yang padanya terpalit keegoan
yang padanya terpahat kebencian
yang padanya terpamer kesangsian
namun atas nama persahabatan
dan demi cita hari muka yang menyinar
kita mengukir indah suatu kepuasan
Apakah kau sedar sahabat
saat kita bersama telah menghampiri senja
esok yang mendatang menyaksikan perpisahan
namun tangisan bukan penamat
senyumlah walau dalam tangis sendu
senyumlah agar tersimpan rindu
senyumlah sahabatku sayang
Saat terakhir ini
kupohon darimu jutaan maaf
andai pernah kau terluka dari bicaraku
andai telah kau derita dari perilakuku
maafkanlah aku...
Sajak akhir pertemuan pelajar pertama Ijazah Sarjana Muda Sains Forensik, aku bacakan pada majlis perpisahan itu. Aku sendiri tidak ingat nama majlis itu, tapi sajak ini aku tulis khas untuknya... Untuk kenangan di USM, dan sahabat-sahabatku tersayang...
segalanya kurasakan ibarat mainan mimpi
yang datang tiap kali mata terpejam
hanyut dalam seribu kemanisan
atau yang hilang bila alam menyingkap tabir siang
tersentak pilu lantaran segalanya palsu
namun segala kenangan itu tetap hadir
tiap kali ingatanku menjengah
Bila aku mengimbau kenangan semalam
tiap sulaman cerita terbentang indah
bagai dipagar manis segala kata
bagai terhias elok tiap bicara
dan kabus sengketa terhimpit ranap
saat segaris senyuman terukir di bibir
aku rindu pada saat itu
Kau dan aku... kita
bertemu pertama di musim keriangan
bersama wajah ceria dalam kegemilangan
diri yang telah berpaut teguh di menara ilmu
dan doa ayah bonda yang bergema di langit tujuh
tanpa berpaling, kita melangkah terus
Dalam masa-masa yang telah mencipta duka dan gembira
kita telah bersama menerjah arus cabaran
yang padanya terpalit keegoan
yang padanya terpahat kebencian
yang padanya terpamer kesangsian
namun atas nama persahabatan
dan demi cita hari muka yang menyinar
kita mengukir indah suatu kepuasan
Apakah kau sedar sahabat
saat kita bersama telah menghampiri senja
esok yang mendatang menyaksikan perpisahan
namun tangisan bukan penamat
senyumlah walau dalam tangis sendu
senyumlah agar tersimpan rindu
senyumlah sahabatku sayang
Saat terakhir ini
kupohon darimu jutaan maaf
andai pernah kau terluka dari bicaraku
andai telah kau derita dari perilakuku
maafkanlah aku...
Sajak akhir pertemuan pelajar pertama Ijazah Sarjana Muda Sains Forensik, aku bacakan pada majlis perpisahan itu. Aku sendiri tidak ingat nama majlis itu, tapi sajak ini aku tulis khas untuknya... Untuk kenangan di USM, dan sahabat-sahabatku tersayang...
Ulasan